Kamis, 23 Januari 2014

penelitian sosial tentang pengangguran

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah bagi orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran juga dapat diartikan sebagai seseorang yang telah mencapai usia tertentu yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan agar memperoleh upah atau keuntungan. Pengangguran dapat diakibatkan oleh berbagai hal seperti kurangnya lapangan pekerjaan atau sedikitnya kesempatan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.
Pengangguran umumnya kebanyakan terdapat di Negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia. Apalagi di perumahan payung asri selatan ini yang kebanyakan anak muda hanya meminta uang kepada orang tuanya saja. Pengangguran yang terjadi berlarut-larut dapat menyebabkan berkurangnya kesejahteraan masyarakat karena tidak adanya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, pakaian dan lain-lain. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Negara berkembang sering kali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi.masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di Negara – Negara berkembang, namun juga dialami oleh Negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di Negara – Negara maju lebih mudah terselesaikan dari pada di Negara-negara berkembang, karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk ataupun masalah sosial politik di Negara tersebut.[1]
B.  Rumusan Masalah
            Beberapa permasalahan yang akan di bahas pada Bab pembahasaN, adalah sebagai berikut:
1   Bagaimanakah perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun?
2    Apakah penyebab adanya pengangguran?
3    Apakah akibat adanya pengangguran?
4    Apa sajakah jenis dan macam pengangguran tersebut?
5    Bagaimanakah cara mengatasi pengangguran?
 
 C.  Tujuan dan manfaat Penulisan
            Dari permasalahan diatas, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1    untuk mengetahui perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun.
2    untuk mengetahui penyebab adanya pengangguran.
3    untuk mengetahui akibat adanya pengangguran.
4    untuk mengetahui jenis dan macam pengangguran tersebut.
5    untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran.
6    Dapat mengetahui perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun.
7    Dapat mengetahui tentang penyebab adanya pengangguran.
8   Dapat mengetahui tentang akibat adanya pengangguran di wilayah perumahan ini

KAJIAN PUSTAKA DAN KERNGKA FIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian pengangguran
Pengertian penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat tidak bekerja.Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan dan ini mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang di ajukan atau sedang tidak mencari kerja karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun dia sanggup.
keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerjasama dengan besarnya
angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Pada
kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih
kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja akan mendapatkan
pekerjaan, maka timbullah penggangguran.
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja
secara tidak optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat
dibedakan menjadi tiga macam.
1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai
pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari
pekerjaan atau malas bekerja.

2. Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya
tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja
tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi.
Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai
dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.

3. Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja
setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu atau kurang dari 7 jam sehari.
Apabila digambarkan dengan bagan, maka jenis pengangguran ini akan nampak sebagai
berikut:

 Jenis pengangguran

1. Pengangguran Friksional (Transisional).
2. Pengangguran Struktural
3. Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural
4. Pengangguran Musiman (Seasonal)
5. Pengangguran Teknologi
6. Pengangguran Politis
7. Pengangguran Deflatoir
8. Penganggur Voluntary

 Penyebab Pengangguran

Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
a.Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan

Dampak Pengangguran

Pengangguran bisa menimbulkan dampak negatif, yang bukan hanya bagi sang penganggur, namun juga bagi masyarakat di sekitarnya. Pengangguran membawa permasalahan ekonomi suatu keluarga, yang bisa menyebabkan terganggunya kondisi psikis seseorang.
Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar, juga terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan kekuasaan.






Tujuan Dan Kebijakan Pemerintah

Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah
a. Tujuan Bersifat Ekonomi :

1.Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun
2.Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
3.Memperbaiki pembagian pendapatan
Tujuan Bersifat social dan politik :

1.Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam suatu rumah tangga harus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya.

2.Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggi kasus kejahatan.

3.Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggi masyarakat sering kali melakukan demontrasi dan mengemukakan kritik atas pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang terlambat berakibat pangangguran memburuk.

b. Kebijakan Pemerintah:

1.Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.
Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.

2.Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.

3.Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci

Tindakan Pemerintah

Tindakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran:
-Mengurangi pajak
-Mendorong lebih banyak investasi membari subsidi
-Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
- Memperbaiki pembagian pendapatan
- Menghindari masalah kejahatan
- Menambah keterampilan masyarakat[2]

METODE PENELITIAN

A. Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif . deskriptif adalah salahsatu metode penelitian dengn cara observasi melalui internet dan buku-buku, yang dapat memberikan fakta secara aktual dan kontekstual. Data yang diperoleh hanya berlaku bagi tempat , waktu, dan kondisi penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan membaca, mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun dari pemberitaan media elektronik selain itu penulis juga mendapatkan informasi ini melalui internet.[3]

• Bagi individu yang mampu (wiraswasta), membuka usaha baik skala kecil maupun besar. Hal ini mampu memperkecil tingkat pengangguran dan membuka lapangan pekerjaan baru.
• Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
Serta perlunya ada Rekomendasi yaitu :
1.Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil yang maksimal.
2.Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan.[4]
E. METODE PENGUMPULAN DATA            
                Dalam proses pengumpulan data ini , penulis menggunakan dua metode yaitu metode observasi dan metode wawancara.

Metode observasi : metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung dan peninjauan secara cermat langsung dari lapangan atau lokasi penelitian[5]

Metode wawancara : percakapan yang dilakukan untuk membahas sebuah masalah dalam penelitian tersebut[6]


SISTEMATIKA PENELITIAN
BAB I , berisi tentang :
a.    Latar belakang
b.    Rumusan masalah
c.     Tujuan penelitian
d.    Kajian pustaka dan kerangka fikir
e.    Metode penelitian
f.      Metode pengumpulan data
g.    Sistematika penelitian
BAB II , berisi tentang pembahasan yang membahas pertanyaan dalam rumusan masalah
BAB III , berisi tentang penutupan , kesimpulan
Yang terakhir berisi daftar pustaka









BAB II
PEMBAHASAN

1.        Perkembangan Pengangguran
Awal ledakan pengangguran sebenarnya bisa diketahui sejak sekitar tahun 1997 akhir atau1998 awal. Ketika terjadi krisis moneter yang hebat melanda Asia Tenggara yang mendorong terciptanya likuiditas ketat sebagai reaksi terhadap gejolak moneter. Total pengangguran jadinya akan mempunyai 10 juta orang.
Berdasarkan pengalaman, jika kita mengacu pada data-data pada tahun 1996 maka pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5 sampai 4% belumlah memadai, seharusnya pertumbuhan ekonomi yang ideal bagi Negara berkembang macam Indonesia adalah di atas 6%.
Pada tahun 1998 krisis ekonomi bertambah parah karena banyak wilayah Indonesia yang diterpa musim kering, inflasi yamg terjadi di banyak daerah, krisis moneter di dalam negeri maupun di Negara-negara mitra dagang seperti sesama ASEAN,Korsel dan Jepang akan sangat berpengaruh. Jika kita masih berpatokan pada asumsi keadaan diatas, maka ledakan pengangguran diperkirakan akan berlangsung terus sepanjang tahun-tahun ke depan.
Memang ketika kita menginjak tahun 2000, jumlah pengangguran di tahun 2000 ini sudah menurun di banding tahun 1999. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2000 yang meningkat menjadi 4,8 persen. Pengangguran tahun 1999 yang semula 6,01 juga turun menjadi 5,87 juta orang. Sedang setengah pengangguran atau pengangguran terselubung juga menurun dari 31,7 juta menjadi 30,1 juta orang pada tahun 2000. Jumlah pengangguran saat ini mencapai sekitar 35,97 juta orang,namun pemerintah masih memfokuskan penanggulangan pengangguran ini pada 16,48 juta orang. Jumlah pengangguran saat ini yaitu pada tahun 2001 mencapai 35,97 juta orang diperkirakan bisa bertambah bila pemulihan ekonomi tidak segera berjalan dengan baik. Karena hal inilah maka pemerintah perlu berusaha semaksimal mungkin untuk mencari investor asing guna menanamkan modalnya disini sehingga lapangan pekerjaan baru dapat tercipta untuk dapat menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja.
2.        Penyebab Terjadinya Pengangguran
Angkatan kerja yang berasal dari keluarga yang berpenghasilan menengah kebawah kesulitan untuk menyekolahkan atau membiayai anaknya.persyaratan yang diminta oleh perusahaan misalnya adalah pendidikan dan keahlian khusus. Pendidikan dan keahlian khusus tidak dimilikinya karena tidak dapat sekolah maupun pendidikan yang lain. Hal inilah yang biasanya tidak diterima dalam kesempatan kerja.
Adapun penyebab lain timbulnya pengangguran yaitu:
1.         penduduk relatif banyak sedangkan kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan relatif rendah. Jumlah penduduk yang cukup tinggi tetapi tidak diimbangi dengan lapangan kerja, maka jumlah angkatan kerja tidak semua tertampung dalam dunia kerja.
2.         pendidikan dan keterampilan yang rendah. Pendidikan dan keterampilan yang rendah tidak dibutuhkan oleh pihak badan usaha karena dengan pendidikan yang rendah dan keterampilan yang rendah tidak akan meningkatkan produktifitas kerja dan hasil produksi.
3.         teknologi yang semakin maju yang belum terimbangi oleh kemampuan manusia. Teknologi dan kemampuan yang tinggi begitu cepat tidak diimbangi dengan kemampuan manusia untuk menguasai maka banyak badan usaha hanya menerima yang mampu menguasai teknologi tersebut. Bagi yang tidak mampu menguasai teknologi tersebut akan tersingkir dalam persaingan kerja.
4.         pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan seperti penerapan rasionalisasi. Pengusaha hanya menerapkan berpikir rasionalis sehingga tenaga kerja di paksa untuk bekerja seoptimal mungkin untuk mengejar target . apabila tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan target, maka tenaga kerja tersebut tidak diperlukan lagi.
5.         adanya lapangan kerja dipengaruhi oleh musim. Pekerjaan yang dipengaruhi oleh musim dapat menibulkan pengangguran seperti pertanian, perkebunan setelah masa menanam selesai maka banyak tenaga kerja tinggal menunggu hasilnya. Untuk menunggu hasil, kebanyakan dari mereka menganggur dan akan bekerja kembali apabila nanti musim panen telah tiba.
6.         ketidak stabilan perekonomian, politik dan keamanan Negara. Kestabilan perekonomian politik dan keamanan Negara dapat menimbulkan pengangguran.perekonomian yang lesu, politik yang tidak menentu dan tidak ada jaminan keamanan menyebabkan para pengusaha akan berpikir untuk melanjutkan usahanya. Dengan keadaan yang tidak menentuk akan menimbulkan kerugian usaha. Untuk menghindari krugian, maka jumlah produk di batasi atau menutup usahanya, tidak memperluas usahanya. Hal ini akan menimbulkan pengangguran.  
Pengangguran  umumnya disebabkan oleh jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Selain hal tersebut, salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di Negara kita adalah terlampau banyak tenaga kerja yang di arahkan ke sektor formal sehingga ketika mereka kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka akan kelabakan dan tidak bisa berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di sektor informal. Justru orang-orang yang kurang berpendidikan bisa melakukan inovasi menciptakan kerja, entah sebagai joki yang menumpang di mobil atau joki payung kalau hujan.
Selain masalah pekerjaan, pengangguran juga dapat disebabkan oleh terjadinya urbanisasi. Dengan mengingat pertumbuhan urbanisasi yang pesat, ini berarti terjadi kenaikan dalam tingkat pengangguran diseluruh Negara berkembang. Fakta- fakta tersebut tidak bertentangan dengan pandangan umum bahwa ada kenaikan tingkat pengangguran yang cukup besar, terutama pada dasawarsa 1950-1960. Sekalipun demikian, kenaikan itu ( bila terjadi ) buruknya keadaan pasar kesempatan kerja lebih cenderung menyebabkan peningkatan setengah pengangguran ketimbang peningkatan pengangguran.
3.        Akibat Adanya Pengangguran
Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan timbulnya efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu Negara .
Akibat dari lamanya menganggur, tidak sedikit para penganggur yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjaja seks, pencuri,preman, penjual narkoba, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang dibayar untuk berbuat rusuh atau anarkis demi kepentingan politik salah satu kelompok tertentu yang masih erat hubungannya dengan para pentolan ORBA. Ada juga yang menyebarkan diri menjadi anggota laskar jihad yang dikirim ke ambon dengan dalih membela agama. Padahal disana mereka hanya menjadi perusuh yang doyan menjarah, memperkosa,dan membunuh orang-orang Maluku yang tidak berdosa. 
Jika masalah pengangguran yang demikian pelik dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar kemungkinan untuk mendorong suatu krisis sosial. Suatu krisis sosial ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas, tingginya angka kenakalan remaja, melonjaknya jumlah anak jalanan atau preman, dan besarnya kemungkinan untuk terjadi berbagai kekerasan sosial yang senantiasa menghantui masyarakat kita.
4.       Jenis dan Macam-macam Pengangguran
Macam-macam pengangguran dilihat dari jam kerjanya dapat dibagi menjadi:
1.         pengangguran terbuka ( open unemployment )
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
2.         setengah menganggur ( under unemployment )
            Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan pekerjaan atau atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
3.         pengangguran terselubung ( disguised unemployment )
            Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.[7]

Macam pengangguran menurut Keynes
1.         pengangguran yang disengaja (voluntary unemployment )
            Pengangguran yang disengaja adalah pengangguran yang terjadi karena ada pekerjaan yang ditawarkan tetapi orang yang menganggur tidak mau menerima pekerjaan tersebut dengan upah yang berlaku.
2.         pengangguran yang tidak disengaja ( involuntary unemployment )
            Pengangguran yang tidak disengaja adalah pengangguran yang tejadi apabila seseorang menerima pekerjaan dan upah yang berlaku tetapi pekerjaannya tidak ada.

5.       Cara-cara Mengatasi Pengangguran
Adapun cara-cara untuk mengatasi pengangguran adalah sebagai berikut:
1.        mendorong majunya pendidikan
2.        meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan seperti tuntutan industri modern.
3.        meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan .
4.        Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal.
5.        meningkatkan usaha trasmigasi.
6.        meningkatkan pembangunan dengan system padat karya.
7.        mengidentifikasikan program keluarga berencana.
8.        membuka kesempatan ke luar negeri.[8]






Bab III
Kesimpulan dan Penutup

Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orang
merupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena
dampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial.
Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti
pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan dan
lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luas
terhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakit
sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan
korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia,
martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi
pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.
Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,
maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapat
dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini
berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan
sumber hidup

Beberapa masalah lain yang juga berpengaruh terhadap ketenagakerjaan adalah masih rendahnya arus masuk modal asing, perilaku proteksionis sejumlah negara-negara maju dalam menerima ekspor komoditi, Beberapa masalah lain yang juga berpengaruh terhadap ketenagakerjaan adalah masih rendahnya arus masuk modal asing (investasi), stabilitas keamanan, perilaku proteksionis (travel warning) sejumlah Negara-negara barat terhadap Indonesia, perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global yang menjadikan krisis pangan didunia, harga minyak dunia naik, pasar global dan berbagai perilaku birokrasi yang kurang kondusif atau cenderung mempersulit bagi pengembangan usaha, serta tekanan kenaikan upah buruh ditengah dunia usaha yang masih lesu.
Disamping masalah-masalah tersebut diatas, faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik juga sangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Conyer Diana, 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.

 John Naisbit dan Patricia A. Delapan Jalan Menuju Perubahan.
Gramedia, 1993.

Jelamu Ardu Marius. Dilema Pembauran Golongan Minoritas Cina.
Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.

Buku Makro Ekonomi ‘Teori Pengantar’ Edisi ketiga, Sukirno,Sadono Penerbit Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Buku Ekonomi Pembangunan, Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia

Dok./ Beritajakarta.com

Abi.2007.” tiga faktor terjadinya pengangguran”. Elektrojoss.wordpress.com/2007/06
Effendi, Chris Manning Tadjuddin Noer. 1996. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Hanun. 2010. “Ajang kreasi Anak Pintar”. Hanun.blogdetik.com/2010/07/30/keterangan
Susanto,Astrid S.1992. Sosiologi Pembangunan. Jakarta















[1] http://Id.wikipedia.org/wiki/pengangguran
[2]  Buku Makro Ekonomi ‘Teori Pengantar’ Edisi ketiga, Sukirno,Sadono Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.hal 66
[3] ibid
[4] ibid
[5] Ibid hal. 100
[6] Ibid hal.103

[7] Lks ekonomi kelas X hal.30
[8] ibid