BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah bagi orang yang
tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran juga dapat diartikan sebagai seseorang yang telah mencapai usia
tertentu yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan agar
memperoleh upah atau keuntungan. Pengangguran dapat diakibatkan oleh berbagai
hal seperti kurangnya lapangan pekerjaan atau sedikitnya kesempatan untuk
mendapatkan sebuah pekerjaan.
Pengangguran umumnya kebanyakan terdapat di Negara yang
sedang berkembang seperti di Indonesia. Apalagi di perumahan payung asri
selatan ini yang kebanyakan anak muda hanya meminta uang kepada orang tuanya
saja. Pengangguran yang terjadi berlarut-larut dapat menyebabkan berkurangnya
kesejahteraan masyarakat karena tidak adanya penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti makan, pakaian dan lain-lain. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu
menakutkan khususnya di Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Negara
berkembang sering kali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena
sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan
pekerjaan dikarenakan faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi.masalah
pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di Negara – Negara berkembang,
namun juga dialami oleh Negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di
Negara – Negara maju lebih mudah terselesaikan dari pada di Negara-negara
berkembang, karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan
bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk ataupun
masalah sosial politik di Negara tersebut.[1]
B. Rumusan Masalah
Beberapa
permasalahan yang akan di bahas pada Bab pembahasaN, adalah sebagai berikut:
1 Bagaimanakah
perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun?
2 Apakah penyebab
adanya pengangguran?
3 Apakah akibat
adanya pengangguran?
4 Apa sajakah jenis
dan macam pengangguran tersebut?
5 Bagaimanakah cara
mengatasi pengangguran?
C. Tujuan dan manfaat Penulisan
Dari
permasalahan diatas, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1 untuk mengetahui
perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun.
2 untuk mengetahui
penyebab adanya pengangguran.
3 untuk mengetahui akibat adanya pengangguran.
4 untuk mengetahui
jenis dan macam pengangguran tersebut.
5 untuk mengetahui
cara mengatasi pengangguran.
6 Dapat mengetahui
perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun.
7 Dapat mengetahui
tentang penyebab adanya pengangguran.
8 Dapat mengetahui
tentang akibat adanya pengangguran di wilayah perumahan ini
KAJIAN PUSTAKA DAN KERNGKA FIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian pengangguran
Pengertian penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan
di mana masyarakat tidak bekerja.Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan dan sedang berusaha
mencari pekerjaan dan ini mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan
terhadap lamaran kerja yang di ajukan atau sedang tidak mencari kerja karena
beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun dia
sanggup.
keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan
kerjasama dengan besarnya
angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan
mendapatkan pekerjaan. Pada
kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai.
Umumnya kesempatan kerja lebih
kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua
angkatan kerja akan mendapatkan
pekerjaan, maka timbullah penggangguran.
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang
belum bekerja atau bekerja
secara tidak optimal. Berdasarkan pengertian tersebut,
maka pengangguran dapat
dibedakan menjadi tiga macam.
1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul
tidak mempunyai
pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum
mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang
karena malas mencari
pekerjaan atau malas bekerja.
2. Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi
karena terlalu banyaknya
tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan
mengurangi tenaga kerja
tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi
jumlah produksi.
Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena
seseorang yang bekerja tidak sesuai
dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak
optimal.
3. Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena
tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang
mengatakan bahwa tenaga kerja
setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja
kurang dari 35 jam dalam
seminggu atau kurang dari 7 jam sehari.
Apabila digambarkan dengan bagan, maka jenis pengangguran
ini akan nampak sebagai
berikut:
Jenis pengangguran
1. Pengangguran Friksional (Transisional).
2. Pengangguran Struktural
3. Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural
4. Pengangguran Musiman (Seasonal)
5. Pengangguran Teknologi
6. Pengangguran Politis
7. Pengangguran Deflatoir
8. Penganggur Voluntary
Penyebab
Pengangguran
Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
a.Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang
diminta dunia kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara
melakukan
Dampak Pengangguran
Pengangguran bisa menimbulkan dampak negatif, yang bukan
hanya bagi sang penganggur, namun juga bagi masyarakat di sekitarnya.
Pengangguran membawa permasalahan ekonomi suatu keluarga, yang bisa menyebabkan
terganggunya kondisi psikis seseorang.
Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi,
terjadi pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat
kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar, juga
terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan
perebutan kekuasaan.
Tujuan Dan Kebijakan Pemerintah
Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah
a. Tujuan Bersifat Ekonomi :
1.Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun
2.Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
3.Memperbaiki pembagian pendapatan
Tujuan Bersifat social dan politik :
1.Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan
keluarga, di dalam suatu rumah tangga harus ada yang mempunyai pekerjaan guna
memenuhi kebutuhannya.
2.Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi
pengangguran maka semakin tinggi kasus kejahatan.
3.Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang
tingkat penganggurannya tinggi masyarakat sering kali melakukan demontrasi dan
mengemukakan kritik atas pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat kegiatan
ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang terlambat berakibat
pangangguran memburuk.
b. Kebijakan Pemerintah:
1.Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa
bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang,
perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara
mandiri dan andal bersaing di bidangnya.
Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan
lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan
menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi
pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak
lainnya.
2.Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai
prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan
membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan.
Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
3.Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin
kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek)
Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata
dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci
Tindakan Pemerintah
Tindakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran:
-Mengurangi pajak
-Mendorong lebih banyak investasi membari subsidi
-Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
- Memperbaiki pembagian pendapatan
- Menghindari masalah kejahatan
- Menambah keterampilan masyarakat[2]
METODE PENELITIAN
A. Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif . deskriptif
adalah salahsatu metode penelitian dengn cara observasi melalui internet dan
buku-buku, yang dapat memberikan fakta secara aktual dan kontekstual. Data yang
diperoleh hanya berlaku bagi tempat , waktu, dan kondisi penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode
observasi dengan membaca, mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun
dari pemberitaan media elektronik selain itu penulis juga mendapatkan informasi
ini melalui internet.[3]
• Bagi individu yang mampu (wiraswasta), membuka usaha
baik skala kecil maupun besar. Hal ini mampu memperkecil tingkat pengangguran
dan membuka lapangan pekerjaan baru.
• Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan
tenaga kerja, menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
Serta perlunya ada Rekomendasi yaitu :
1.Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa
terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjalankan kebijakan yang konsisten
tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil yang maksimal.
2.Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan
pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan
kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan.[4]
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam
proses pengumpulan data ini , penulis menggunakan dua metode yaitu metode
observasi dan metode wawancara.
Metode observasi : metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung dan peninjauan secara cermat langsung dari lapangan atau lokasi
penelitian[5]
Metode wawancara : percakapan yang dilakukan untuk
membahas sebuah masalah dalam penelitian tersebut[6]
SISTEMATIKA
PENELITIAN
BAB I ,
berisi tentang :
a.
Latar belakang
b.
Rumusan masalah
c.
Tujuan penelitian
d.
Kajian pustaka dan kerangka fikir
e.
Metode penelitian
f.
Metode pengumpulan data
g.
Sistematika penelitian
BAB II ,
berisi tentang pembahasan yang membahas pertanyaan dalam rumusan masalah
BAB III ,
berisi tentang penutupan , kesimpulan
Yang
terakhir berisi daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Perkembangan Pengangguran
Awal ledakan pengangguran sebenarnya bisa diketahui sejak
sekitar tahun 1997 akhir atau1998 awal. Ketika terjadi krisis moneter yang
hebat melanda Asia Tenggara yang mendorong terciptanya likuiditas ketat sebagai
reaksi terhadap gejolak moneter. Total pengangguran jadinya akan mempunyai 10
juta orang.
Berdasarkan pengalaman, jika kita mengacu pada data-data
pada tahun 1996 maka pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5 sampai 4% belumlah
memadai, seharusnya pertumbuhan ekonomi yang ideal bagi Negara berkembang macam
Indonesia adalah di atas 6%.
Pada tahun 1998 krisis ekonomi bertambah parah karena banyak
wilayah Indonesia yang diterpa musim kering, inflasi yamg terjadi di banyak
daerah, krisis moneter di dalam negeri maupun di Negara-negara mitra dagang
seperti sesama ASEAN,Korsel dan Jepang akan sangat berpengaruh. Jika kita masih
berpatokan pada asumsi keadaan diatas, maka ledakan pengangguran diperkirakan akan
berlangsung terus sepanjang tahun-tahun ke depan.
Memang ketika kita menginjak tahun 2000, jumlah pengangguran
di tahun 2000 ini sudah menurun di banding tahun 1999. Seiring dengan
pertumbuhan ekonomi tahun 2000 yang meningkat menjadi 4,8 persen. Pengangguran
tahun 1999 yang semula 6,01 juga turun menjadi 5,87 juta orang. Sedang setengah
pengangguran atau pengangguran terselubung juga menurun dari 31,7 juta menjadi
30,1 juta orang pada tahun 2000. Jumlah pengangguran saat ini mencapai sekitar
35,97 juta orang,namun pemerintah masih memfokuskan penanggulangan pengangguran
ini pada 16,48 juta orang. Jumlah pengangguran saat ini yaitu pada tahun 2001
mencapai 35,97 juta orang diperkirakan bisa bertambah bila pemulihan ekonomi
tidak segera berjalan dengan baik. Karena hal inilah maka pemerintah perlu
berusaha semaksimal mungkin untuk mencari investor asing guna menanamkan
modalnya disini sehingga lapangan pekerjaan baru dapat tercipta untuk dapat
menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja.
2.
Penyebab Terjadinya Pengangguran
Angkatan kerja yang berasal dari keluarga yang
berpenghasilan menengah kebawah kesulitan untuk menyekolahkan atau membiayai
anaknya.persyaratan yang diminta oleh perusahaan misalnya adalah pendidikan dan
keahlian khusus. Pendidikan dan keahlian khusus tidak dimilikinya karena tidak
dapat sekolah maupun pendidikan yang lain. Hal inilah yang biasanya tidak
diterima dalam kesempatan kerja.
Adapun penyebab lain timbulnya pengangguran yaitu:
1. penduduk
relatif banyak sedangkan kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan relatif
rendah. Jumlah penduduk yang cukup tinggi tetapi tidak diimbangi dengan
lapangan kerja, maka jumlah angkatan kerja tidak semua tertampung dalam dunia
kerja.
2. pendidikan
dan keterampilan yang rendah. Pendidikan dan keterampilan yang rendah tidak
dibutuhkan oleh pihak badan usaha karena dengan pendidikan yang rendah dan
keterampilan yang rendah tidak akan meningkatkan produktifitas kerja dan hasil
produksi.
3. teknologi
yang semakin maju yang belum terimbangi oleh kemampuan manusia. Teknologi dan
kemampuan yang tinggi begitu cepat tidak diimbangi dengan kemampuan manusia
untuk menguasai maka banyak badan usaha hanya menerima yang mampu menguasai
teknologi tersebut. Bagi yang tidak mampu menguasai teknologi tersebut akan
tersingkir dalam persaingan kerja.
4. pengusaha
yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan seperti
penerapan rasionalisasi. Pengusaha hanya menerapkan berpikir rasionalis
sehingga tenaga kerja di paksa untuk bekerja seoptimal mungkin untuk mengejar
target . apabila tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan target, maka tenaga
kerja tersebut tidak diperlukan lagi.
5. adanya
lapangan kerja dipengaruhi oleh musim. Pekerjaan yang dipengaruhi oleh musim
dapat menibulkan pengangguran seperti pertanian, perkebunan setelah masa
menanam selesai maka banyak tenaga kerja tinggal menunggu hasilnya. Untuk
menunggu hasil, kebanyakan dari mereka menganggur dan akan bekerja kembali
apabila nanti musim panen telah tiba.
6. ketidak
stabilan perekonomian, politik dan keamanan Negara. Kestabilan perekonomian
politik dan keamanan Negara dapat menimbulkan pengangguran.perekonomian yang
lesu, politik yang tidak menentu dan tidak ada jaminan keamanan menyebabkan
para pengusaha akan berpikir untuk melanjutkan usahanya. Dengan keadaan yang
tidak menentuk akan menimbulkan kerugian usaha. Untuk menghindari krugian, maka
jumlah produk di batasi atau menutup usahanya, tidak memperluas usahanya. Hal
ini akan menimbulkan pengangguran.
Pengangguran umumnya
disebabkan oleh jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja yang tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Selain
hal tersebut, salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran
di Negara kita adalah terlampau banyak tenaga kerja yang di arahkan ke sektor
formal sehingga ketika mereka kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka
akan kelabakan dan tidak bisa berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di
sektor informal. Justru orang-orang yang kurang berpendidikan bisa melakukan
inovasi menciptakan kerja, entah sebagai joki yang menumpang di mobil atau joki
payung kalau hujan.
Selain masalah pekerjaan, pengangguran juga dapat disebabkan
oleh terjadinya urbanisasi. Dengan mengingat pertumbuhan urbanisasi yang pesat,
ini berarti terjadi kenaikan dalam tingkat pengangguran diseluruh Negara
berkembang. Fakta- fakta tersebut tidak bertentangan dengan pandangan umum
bahwa ada kenaikan tingkat pengangguran yang cukup besar, terutama pada
dasawarsa 1950-1960. Sekalipun demikian, kenaikan itu ( bila terjadi ) buruknya
keadaan pasar kesempatan kerja lebih cenderung menyebabkan peningkatan setengah
pengangguran ketimbang peningkatan pengangguran.
3.
Akibat Adanya Pengangguran
Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan
timbulnya efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu Negara .
Akibat dari lamanya menganggur, tidak sedikit para
penganggur yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal.
Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjaja seks, pencuri,preman, penjual
narkoba, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang dibayar untuk
berbuat rusuh atau anarkis demi kepentingan politik salah satu kelompok
tertentu yang masih erat hubungannya dengan para pentolan ORBA. Ada juga yang
menyebarkan diri menjadi anggota laskar jihad yang dikirim ke ambon dengan
dalih membela agama. Padahal disana mereka hanya menjadi perusuh yang doyan
menjarah, memperkosa,dan membunuh orang-orang Maluku yang tidak berdosa.
Jika masalah pengangguran yang demikian pelik dibiarkan
berlarut-larut maka sangat besar kemungkinan untuk mendorong suatu krisis
sosial. Suatu krisis sosial ditandai dengan meningkatnya angka kriminalitas,
tingginya angka kenakalan remaja, melonjaknya jumlah anak jalanan atau preman,
dan besarnya kemungkinan untuk terjadi berbagai kekerasan sosial yang
senantiasa menghantui masyarakat kita.
4.
Jenis dan
Macam-macam Pengangguran
Macam-macam pengangguran dilihat dari jam kerjanya dapat
dibagi menjadi:
1.
pengangguran terbuka ( open unemployment )
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
2. setengah
menganggur ( under unemployment )
Setengah
menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
ketiadaan lapangan pekerjaan atau atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja
kurang dari 35 jam seminggu.
3.
pengangguran terselubung ( disguised unemployment )
Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.[7]
Macam pengangguran menurut Keynes
1.
pengangguran yang disengaja (voluntary unemployment )
Pengangguran yang disengaja adalah pengangguran yang terjadi karena ada
pekerjaan yang ditawarkan tetapi orang yang menganggur tidak mau menerima
pekerjaan tersebut dengan upah yang berlaku.
2.
pengangguran yang tidak disengaja ( involuntary unemployment )
Pengangguran yang tidak disengaja adalah pengangguran yang tejadi
apabila seseorang menerima pekerjaan dan upah yang berlaku tetapi pekerjaannya
tidak ada.
5.
Cara-cara Mengatasi
Pengangguran
Adapun cara-cara untuk mengatasi pengangguran adalah sebagai
berikut:
1. mendorong
majunya pendidikan
2. meningkatkan
latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan seperti tuntutan industri
modern.
3. meningkatkan
dan mendorong kewiraswastaan .
4. Mendorong
terbukanya kesempatan usaha-usaha informal.
5. meningkatkan
usaha trasmigasi.
6. meningkatkan
pembangunan dengan system padat karya.
7. mengidentifikasikan
program keluarga berencana.
8. membuka
kesempatan ke luar negeri.[8]
Bab III
Kesimpulan dan Penutup
Kesimpulan dan Penutup
Pengangguran
di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orang
merupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena
dampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial.
Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti
pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan dan
lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luas
terhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakit
sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan
korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia,
martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi
pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.
Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,
maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapat
dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini
berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan
sumber hidup
merupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena
dampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial.
Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti
pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan dan
lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luas
terhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakit
sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan
korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia,
martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi
pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.
Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,
maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapat
dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini
berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan
sumber hidup
Beberapa masalah lain yang juga
berpengaruh terhadap ketenagakerjaan adalah masih rendahnya arus masuk modal
asing, perilaku proteksionis sejumlah negara-negara maju dalam menerima ekspor
komoditi, Beberapa masalah lain yang juga berpengaruh terhadap ketenagakerjaan
adalah masih rendahnya arus masuk modal asing (investasi), stabilitas keamanan,
perilaku proteksionis (travel warning) sejumlah Negara-negara barat terhadap
Indonesia, perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global yang menjadikan
krisis pangan didunia, harga minyak dunia naik, pasar global dan berbagai
perilaku birokrasi yang kurang kondusif atau cenderung mempersulit bagi
pengembangan usaha, serta tekanan kenaikan upah buruh ditengah dunia usaha yang
masih lesu.
Disamping masalah-masalah
tersebut diatas, faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidakmerataan pendapatan
karyawan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik juga sangat berpengaruh
terhadap ketenagakerjaan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Conyer Diana, 1994. Perencanaan
Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Gajah Mada University Press.
John Naisbit dan Patricia A. Delapan Jalan Menuju Perubahan.
Gramedia, 1993.
Jelamu Ardu Marius. Dilema
Pembauran Golongan Minoritas Cina.
Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.
Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.
Buku Makro Ekonomi ‘Teori
Pengantar’ Edisi ketiga, Sukirno,Sadono Penerbit Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Buku Ekonomi Pembangunan,
Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia
Dok./ Beritajakarta.com
Abi.2007.” tiga faktor
terjadinya pengangguran”. Elektrojoss.wordpress.com/2007/06
Effendi, Chris Manning
Tadjuddin Noer. 1996. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Hanun. 2010. “Ajang kreasi Anak
Pintar”. Hanun.blogdetik.com/2010/07/30/keterangan
Susanto,Astrid S.1992.
Sosiologi Pembangunan. Jakarta